"Kajian Hadis Rasullulah Tentang Yahudi (Yakjud Makjud) Di bumi Palestine
Saya telah melewati halaman menceritakan pendapat Yajuj Majuj dikurung dalam tembok ghaib. Namun pendapat ini tidak masuk akal apabila dibandingkan kisah dalam Al-Quran, yang menceritakan tembok diperbuat manusia daripada ketul besi dantembaga cair.Kaum yang meminta membuat tembok pula manusia. Ada mana-mana manusia pelik yang meminta membuat tembok ghaib? Bagaimana pula manusia membantu mendapatkan ketul besi dan tembaga cair yang ghaib?
Keterangan dan penjelasan sukar dipercayai, dan ini pula melibatkan “persoalan akidah” kerana Allah swt telah memberi keterangan jelas dalam Al-Quran. Artikel tersebut malahan mengaku Ya’juj & Ma’juj adalah manusia, tetapi meminta beriman apabila menyatakan ini “perkara ghaib yang wajib diimani”. Persoalannya semenjak bila Islam menuntut keimanan dengan “manusia yang ghaib”? Bukankah manusia itu tidak termasuk di dalam perkara ghaib? Anda fikirkan sendiri kemunasabahan artikel ini dan kaedah penafsiran mereka.
Tafsiran munasabah ialah keseluruhan musuh dan kaum zalim di dalam Al-Quran adalah manusia biasa. Oleh itu penerangan alternatif lebih munasabah ialah berdasarkan tafsiran melalui buku An Islamic View of Gog and Magog in the Modern World. Rujukan dan pemahaman tambahan boleh diperolehi daripada buku S?rah al-Kahf and the Modern Age.
Di bawah ini adalah kesimpulan buku termasuk keterangan Al-Quran, Hadis, serta rujukan-rujukan lainnya. Anda boleh merujuk buku dan membuat kajian bagi mendapatkan keterangan terperinci, atau menyertai forum penulis di http://www.imranhosein.org/ untuk menyatakan bantahan atau buah fikiran.
Persoalan 1: Samada tembok menyekat Ya’juj & Ma’juj terbuka?
Tembok menyekat kaum Ya’juj & Ma’juj telah lama terbuka apabila orang Yahudi kembali ke Bait al-Maqdis (Jerusalem) dan membentuk negara Israel pada tahun 1948. Allah swt telah memberi keterangan di bawah bagi menjelaskan kepulangan Yahudi ke Bait al-Maqdis:—
“…Dan mustahil kepada penduduk sesebuah negeri yang Kami binasakan, bahawa mereka tidak akan kembali hingga apabila terbuka tembok yang menyekat Ya’juj & Ma’juj, serta mereka meluru turun dari tiap-tiap tempat yang tinggi...”; al-Anbiyaa’:95-96
“Penduduk” dimaksudkan ialah orang Yahudi, “negeri” adalah Bait al-Maqdis, “Ya’juj & Ma’juj” adalah Yahudi (Khazar), dan “meluru turun dari tiap-tiap tempat yang tinggi” bermaksud Ya’juj & Ma’juj menguasai dan menjajah keseluruhan aspek kuasa-kuasa pemerintahan dunia.
Allah swt malahan menyatakan “mustahil” bagi orang Yahudi untuk pulang ke Bait al-Maqdis, kecuali setelah tembok menyekat Ya’juj & Ma’juj terbuka dan mereka telah berkuasa. Orang Yahudi telah lama pulang ke negeri Bait al-Maqdis dan membentuk negara Israel pada tahun 1948. Oleh itu apakah penjelasan kepulangan mereka ke Bait al-Maqdis?
Ini bermaksud tembok telah terbuka dan Ya’juj & Ma’juj telah lama menguasai pemerintahan. Orang Yahudi dikembalikan melalu agenda puak Khazar, iaitu Yahudi Zionis yang menguasai dunia hari ini dan digambarkan di dalam Surah al-Kahfi sebagai kaum Ya’juj & Ma’juj. Mereka malahan boleh dianggap menguasai dunia hari ini kerana tiada negarayang mampu menghalang mereka daripada menghancurkan Palestine.
Fakta kedua menyokong dakwaan tembok Ya’juj & Ma’juj telah lama terbuka ialah berdasarkan keterangan Allah swt di bawah:
“…Maka mereka… tidak dapat menebuknya…”; al-Kahfi:97
Ayat menyatakan mereka tidak dapat “menebuk” tembok tersebut. Beribu-ribu tahun Allah swt memelihara tembok tersebut, dan tiada satu makhluk pun di seluruh alam ini mampu “menebuk” tembok kecuali dengan keizinan Allah swt, iaitu apabila Allah swt mengizinkan Ya’juj dan Ma’juj dilepaskan.
Sebaliknya telah disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim bahawa Nabi saw bersabda:
“Telah mulai terbuka hari ini dari dinding Ya`juj dan Ma`juj sebesar (lubang) ini.” Rasulullah membuat lingkaran dengan dua jarinya, ibu jari dan jari telunjuk. (HR. Al-Bukhari dari Zainab bintu Jahsyin radhiyallahu ‘anha).
Apakah maksud hadis apabila dibaca bersama ayat 97 surah al-Kahfi yang menyatakan Ya’juj & Ma’juj “tidak dapat menebuknya”? Ini membuktikan Allah swt telah melepaskan mereka kerana fakta tembok berlubang membuktikan mereka telah berjaya menebuk tembok. Tembok tidak akan berlubang jika tidak boleh ditebuk!
Oleh itu fakta tembok berlubang membuktikan Ya’juj & Ma’juj dilepaskan semasa zaman kehidupan Rasulullah saw di Madinah, iaitu selepas Allah swt menukarkan kiblah ke arah Kabbah pada Rejab 2 AH (624 AD). Meraka yang masih berpegang Ya’juj & Ma’juj dilepaskan selepas Dajjal akan terus menerus menunggu sehinggalah bumi ini hancur dan kiamat, dan Ya’juj & Ma’juj tetap tidak kunjung tiba. Sepatutnya mereka memikirkan kembali kepercayaan mereka yang bercanggah dengan Al-Quran dan bertanya diri sendiri jawapan bagi persoalan di bawah:
(a) penjelasan kepulangan orang Yahudi ke Bait al-Maqdis dan membentuk negara Israel pada tahun 1948 (al-Anbiyaa’:95-96), dan
(b) Rasulullah saw menyatakan tembok telah berlubang, iaitu telah berjaya ditebuk (al-Kahfi:97).
(c) Kenapa terdapat ketepatan fakta yang sempurna menghubungkan Al-Quran dengan sejarah Yahudi Khazar? Sedarilah tipu daya itu teorinya tidak tetap dan sentiasa berubah-ubah, manakala kebenaran itu sebenarnya lebih terang dan tetap tidak berubah-ubah.
Umat Islam memerangi dan memusnahkan Orang - Orang Yahudi
Ertinya:Daripada Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah akan berlaku qiamat, sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di sebalik batu dan pohon kayu, lalu batu dan pohon kayu itu berkata, (Hai orang Islam, inilah orang Yahudi ada dibelakang saya. Kemarilah!l Dan bunuhlah ia!", kecuali pohon gharqad (semacam pohon yang berduri), kerana sesungguhnya pohon itu adalah dari pohon Yahudi (oleh sebab itulah ia melindunginya)".
(H.R. Bukhari Muslim)
Keterangan
Hadis ini memberikan harapan yang sangat besar kepada kaum Muslimin dan menjanjikan kemenangan mereka dalam memerangi orang-orang Yahudi. Walaupun orang-orang Yahudi merancang dan berusaha sedaya upaya untuk membunuh dan rnenyesatkan umat Islam, namun akhirnya kaum Yahudi akan binasa juga di dalam AMUKAN umat Islam.
Umat Islam akan membunuh dan menghapuskan semua kaum Yahudi yang ada di permukaan bumi ini dan umat Islam akan ditolong oleh makhluk-makhluk Allah yang lain, sehinggakan batu dan pohon kayu pun akan memberi penolongan kepada mereka. Yahudi amat yakin dgn hadis-hadis Rasullullah dan mereka menanam sejumlah besar pokok ghargad di Jurusalem dan mereka juga menempah sejumlah besar pedang Titanum kerana mereka tahu peperangan akhir zaman adalah dgn pedang dan batu.
Iktibar peperangan Badar untuk menghadapi Yahudi diPALESTINE (menjawab sikapumat Islam yg menyanjungi Yahudi).
Mari kita membahas beberapa peristiwa yang terjadi sebelum, selama, dan setelah pertempuran, untuk memetik iktibar dari perang ini.
Sebelum pertempuran, Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sangat khawatir dan karenanya beliau berdo’a memohon pertolongan Allah SWT, karena jika kaum Muslim terkalahkan maka akan sangat beratlah bagi Muslim yang tersisa untuk menggalas tugas dari Allah SWT. Kesedihan ini tergambarkan dalam Firman Allah SWT, Surat Al-Anfal Ayat 9, 10.
Ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb (Tuhan)-mu, lalu dikabulkan-Nya bagimu, “Sesungguhnya Aku (Allah SWT) akan mendatangkan bantuan kepadamu seribu malaikat yang datang bersambungan.” Dan tidaklah hal itu dijadikan oleh Allah untukmu kecuali sebagai berita gembira dan untuk menenteramkan hatimu. Dan tiada lain kemenangan itu kecuali datang dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha bijaksana.
Allah SWT menyatakan bahwa bantuan berupa pasukan malaikat itu adalah untuk memberikan bukti lahiriah yang menenteramkan hati orang-orang beriman. Tetapi selanjutnya Allah SWT menegaskan, janganlah menganggap bahwa kemenangan itu karena pertolongan malaikat. Karena sesungguhnya kemenangan dan pertolongan itu datangnya dari Allah SWT semata, yang telah berkenan mengirimkan pasukan malaikat tersebut.
Para malaikat itu diperintah oleh Allah SWT untuk melakukan apa saja seperti Firman-Nya dalam Surat Al-Anfal Ayat 12:
Ketika Allah mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku beserta kamu sekalian, maka teguhkanlah (hati) orang-orang beriman. Akan Aku timpakan kedalam hati orang-orang kafir rasa ketakutan. Maka tebaslah leher mereka dan juga jari-jemari mereka.
Dari Ayat ini kita memperoleh pengetahuan bahwa para malikat itu tidak hanya menguatkan hati dan meneguhkan pendirian orang-orang mukmin, melainkan juga berperan aktif secara fisik dalam pertempuran. Abu Dawud Mazani dan Suhail bin Hanif meriwayatkan bahwa, “Ketika kami baru mengarahkan pedang kami kepada lawan, leher mereka telah terpenggal sebelum pedang kami menyentuh mereka.” Adalah kenyataan bahwa para malaikat itupun melaksanakan tugas bertempur. Ayat 50 dari Surat Al-Anfal menguraikan lebih jauh bagaimana kiprah para malaikat di medan pertempuran itu:
Dan Jika saja kamu dapat menyaksikan ketika para malaikat itu mencabut jiwa orang-orang kafir itu, dihantamnya wajah-wajah mereka dan punggung-punggung mereka seraya berkata, “Rasakanlah olehmu siksaan api yang membakar.”
Ayat ini menerangkan, bahwa ketika para malaikat memisahkan jiwa orang-orang kafir itu dari tubuh mereka, mereka pun disiksa dengan pukulan cambuk besi yang panas membara ke wajah dan punggung mereka. Allah SWT menjelaskan lebih lanjut dalam ayat selanjutnya (Al-Anfaal Ayat 51);
Demikian itu terjadi akibat perbuatanmu sendiri, Dan sungguh Allah tak sekali-kali hendak menganiaya hamba-hamba-Nya.
Juga diterangkan didalam Surat Al-Anfaal Ayat 14,
Rasakanlah kini olehmu siksa ini, dan sungguh bagi orang-orang kafir kelak (di akhirat ada lagi) siksa api neraka.
Maka kita dapatkan kesimpulan disini, bahwa pada waktu ‘Sakaratul-maut’ (saat manusia meregang nyawa) adalah saat yang teramat sangat menyusahkan bagi orang-orang yang tidak beriman, mereka mendapat siksa karena perbuatan mereka menentang Allah SWT dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa menentang Allah SWT dan Rasulullah SAW, maka Allah akan menimpakan siksa yang teramat pedih kepadanya.
Pada waktu itu, banyak lagi mukjizat lain yang terjadi sebelum berlangsungnya pertempuran. Misalnya, Nabi Muhammad SAW memperoleh gambaran melalui mimpi-mimpi, sebagaimana terdapat dalam Surat Al-Anfal Ayat 43 dimana Allah SWT berfirman:
Ketika Allah memperlihatkan kepadamu didalam mimpimu bahwa mereka (musuhmu) itu berjumlah sedikit. Dan sekiranya mereka diperlihatkan kepadamu berjumlah banyak tentulah kamu menjadi gentar dan akan terjadi perdebatan diantara kamu sekalian dalam urusan ini. Namun Allah menyelamatkanmu dari hal sedemikian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi-hatimu.
Walaupun musuh berjumlah lebih besar, Allah SWT memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa musuh berjumlah kecil dalam mimpi beliau. Karena jika Allah SWT memperlihatkan jumlah yang besar maka tentulah Nabi SAW berbagi informasi dengan para sahabat, dan hal ini akan menimbulkan perbedaan pendapat diantara mereka. Ketidak-sepahaman di medan pertempuran adalah yang paling mengakibatkan kekacauan. Maka Allah SWT menyelamatkan orang-orang mukmin dari kekacauan itu dengan mukjizat-Nya melalui mimpi Rasulullah SAW.
Mukjizat yang lain terjadi ketika pertempuran berlangsung, sebagaimana dikisahkan dalam firman Allah SWT didalam kitab suci Al-Qur’an, Surat Al-Anfaal ayat 44.
Dan didalam pertempuran, nampak bagi kamu (orang-orang mukmin) bahwa mereka berjumlah sedikit, begitu juga mereka (orang-orang kafir) melihatmu berjumlah sedikit. Demikian itu agar Allah dapat menyelesaikan urusan yang harus dituntaskan-Nya. Sesungguhnya, kepada Allah sajalah kembalinya segala urusan.
Orang-orang beriman telah mengalami mukjizat di medan pertempuran. Dalam penglihatan mereka musuh berjumlah sedikit, hal inilah yang membuat mereka memiliki keberanian. Bagaimanapun,Maha Bijaksana Allah SWT memperlihatkan yang sedemikian juga jumlah orang-orang mukmin dimata orang-orang kafir agar orang-orang kafir bergegas memasuki medan laga sehingga dapat merasakan siksa Allah SWT.
Peristiwa menarik lainnya selama terjadinya pertempuran adalah kehadiran Syeitan dalam wujud Surakah bin Malik, pemimpin Banu Bakr, bergabung dengan pasukan kafir. Syeitan menjadikan perbuatan jahat orang-orang kafir tampak wajar bagi diri mereka, dan mengobarkan semangat tempur orang-orang kafir dengan perkataan yang dijelaskan AllahSWT didalam Surat Al-Anfal Ayat 48,
Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka, dan mengatakan: “Tak seorang manusiapun yang bisa menang melawan kalian pada hari ini, dan akulah pelindung kalian.” Ketika pasukan kedua belah pihak sudah saling berhadap-hadapan, syeitan berbalik arah melarikan diri seraya berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kalian, aku melihat (pasukan malaikat) apa yang tidak bisa kalian lihat. Sesungguhnya aku takut kepada Allah. Dan Allah sangat keras siksanya.”
Kaum Muslim memenangkan pertempuran itu, namun Allah SWT menerangkan bahwa itu semua perbuatan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam bagian awal Surat Al-Anfal Ayat 17:
Maka, (yang sebenarnya) bukanlah kamu yang membunuh mereka, adalah Allah yang membunuh mereka, sesungguhnya bukanlah kamu yang melempar ketika kamu melempar, adalah Allah yang melempar mereka.
Disini Allah SWT menegaskan kepada Rasulullah SAW dan para sahabat bahwa, mereka tidak boleh menganggap kemenangan itu adalah hasil perjuangan mereka. Kemenangan itu berasal dari Allah SWT.
Kita juga diingatkan oleh Allah SWT bahwa ketika Rasulullah SAW meraup debu dan kerikil kemudian dilemparkan kearah lawan, dan berubah menjadi badai debu yang mengenai mata orang-orang kafir, sehingga mereka berlarian menghindar. Berubahnya segenggam debu menjadi badai debu ini adalah karena pertolongan Allah SWT, maka dari itu keseluruhan penaklukan pasukan kafir itu adalah berkat pertolongan Allah SWT semata.
Menurut seorang ahli sejarah non-muslim, Perang Badar adalah perang yang sangat penting dalam sejarah kehidupan manusia, karena berdampak jangka panjang terhadap sejarah kemanusiaan.
Sampai disini, kita telah banyak melihat kembali mukjizat-mujizat yang terjadi selama terjadinya perang Badar, dan bagaimana pertolongan Allah SWT datang kepada orang-orang yang teguh keimanannya. Seorang penyair Urdu menuliskan dengan sangat indah mengenai kekagumannya terhadap perang Badar,
“ Jika kamu dapat menghadirkan lagi suasana Badar, para malaikat pasti rdatang baris demi baris untuk memberikan pertolongan bagimu.”
Saya berdo’a semoga Allah SWT menolong kita untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau, dan semoga kita dianugerahi-Nya keberhasilan sebagaimana yang telah dianugerahkan-Nya kepada para mujahid Perang Badar
tranungkite